yrDJooVjUUVjPPmgydgdYJNMEAXQXw13gYAIRnOQ

Cari Blog Ini

Laporkan Penyalahgunaan

Label Cloud

Top ad
Middle Ad 1
Middle Ad 2
Bottom Ad
Bookmark

Apa Itu Kehamilan Ektopik? – Penyebab, Tanda, Cara Mengatasi

penyebab-kehamilan-ektopik-doktersehat

DokterSehat.Com – Apa itu kehamilan ektopik? Kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar rahim dan proses pembuahan terjadi di tuba falopi. Ketika sel telur yang harus menempel di rahim justru menempel di tempat lain, artinya seorang wanita mengalami kehamilan ektopik. Kondisi ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan tuba falopi pecah jike kehamilan terus berkembang.

Penyebab kehamilan ektopik

Penyebab kehamilan ektopik masih belum jelas. Namun, beberapa kondisi di bawah ini disinyalir bisa menyebabkan gangguan berbahaya ini. Berikut ulasan selengkapnya.

  • Ada inflamasi atau infeksi di tuba falopi. Kondisi ini membuat sel telur yang sudah dibuahi justru menempel dan tidak bergerak ke rahim untuk menempel dan membesar.
  • Gangguan atau ketidakseimbangan hormon yang terjadi pada wanita juga menyebabkan kehamilan ektopik.
  • Kelainan genetik juga memicu kehamilan ektopik meski peluangnya tidak banyak. Hanya ada 1 kelainan di 50 kehamilan yang terjadi atau sekitar 2% saja.
  • Masalah medis yang menyebabkan kelainan bentuk pada tuba falopi. Kondisi ini membuat sel telur yang telah dibuahi susah bergerak ke rahim dan mau tidak mau menempel di sana.

Faktor risiko yang menyebabkan kehamilan ektopik

Selain disebabkan oleh masalah di tuba falopi, seorang wanita bisa lebih mudah mengalami kehamilan ektopik karena beberapa hal di bawah ini.

  • Wanita hamil dengan usia di atas 35 tahun. Pada usia ini kehamilan sangat berisiko. Tidak hanya masalah kehamilan ektopik saja, kematian juga bisa terjadi.
  • Pernah melakukan operasi di perut dan area pelvis berkali-kali. Operasi menyebabkan area rahim menjadi mengalami kelainan.
  • Melakukan aborsi berkali-kali apa pun alasannya termasuk alasan medis.
  • Pernah mengalami inflamasi di pelvis. Inflamasi ini muncul dari penyakit infeksi menular seksual yang tidak ditangani dengan baik.
  • Pernah memiliki endometriosis dan sembuh atau sering kambuh. Endometriosis menyebabkan sel telur susah menempel di rahim. Dampaknya, sel telur bergerak ke bawah menuju serviks.
  • Pembuahan yang terjadi karena obat penyubur yang dikonsumsi secara berlebihan.
  • Aktif merokok di masa lalu atau masih melakukannya hingga sekarang.
  • Pernah mengalami gonore dan klamidia di masa lalu dan sembuh. Efek samping dari infeksi ini adalah gangguan implantasi janin.
  • Pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya.

Tanda kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik bisa terjadi pada semua wanita. Kelainan ini bisa dilihat dengan melihat beberapa tanda di bawah ini.

  • Nyeri yang sangat menyiksa dan bisa muncul berkali-kali. Nyeri ini biasanya terjadi di perut bagian bawah, bahu, dan kadang leher sehingga wanita kerap merasa tidak nyaman.
  • Sakit yang sangat kuat dan susah ditahan. Beberapa wanita sampai mengalami pingsan atau tidak bisa mengendalikan tubuhnya dengan baik. Rasa sakit ini muncul di beberapa bagian dari perut.
  • Perdarahan ringan dan deras juga terjadi di vagina. Perdarahan sebenarnya wajar terjadi di vagina. Namun, perdarahannya hanya sementara saja. Hal ini dipicu aktivitas implantasi. Kalau perdarahan di awal kehamilan terus terjadi, bisa jadi merupakan tanda kehamilan ektopik.
  • Sering sekali mengalami pusing berlebihan dan ingin muntah. Kondisi ini mungkin agak rancu dengan morning sick. Namun, kalau kehamilan ektopik terjadi, siang hingga sore bisa terjadi.
  • Area anus terasa sangat sakit dan menyiksa. Ada tekanan yang kuat di sana sehingga wanita tidak nyaman meski hanya digunakan untuk duduk saja.
  • Badan jadi mudah lelah dan lemah. Meski hanya melakukan aktivitas sederhana saja, tubuh lemas mendadak hingga bisa membuat wanita jadi pingsan.

Cara menangani kehamilan ektopik

Kehamilan ektopik yang terjadi pada wanita memang sangat berbahaya. Oleh karena itu kalau tanda awalnya muncul bisa diatasi dengan beberapa cara di bawah ini.

  1. Pemberian obat

Cara pertama yang bisa dilakukan oleh dokter untuk menangani kehamilan ektopik adalah pemberian obat. Dokter akan meresepkan obat yang berfungsi untuk mencegah sel ektopik terus tumbuh dan tidak bisa dikendalikan. Obat akan membuat sel berhenti tumbuh dengan seketika.

Setelah obat berhasil menjalankan perannya, wanita akan mulai mengalami nyeri pada tubuhnya. Perdarahan akan terjadi dan akhirnya jaringan ektopik ikut keluar seperti layaknya wanita keguguran. Cara ini hanya bisa dilakukan kalau sel ektopik belum terlalu besar dan kemungkinan mengganggu wanita cukup kecil.

  1. Operasi

Kalau kondisi sudah cukup parah dan menyebabkan perdarahan, jalan yang harus ditempuh adalah operasi. Biasanya operasi yang dilakukan berjenis laparotomi. Dokter akan memasukkan alat dan kamera untuk memotong embrio yang tumbuh dan memperbaiki tuba falopi yang ditempeli.

Proses pemotongan itu cukup sulit dan kadang dokter harus sampai melakukan pemotongan pada tuba falopi agar tidak terjadi masalah yang dihadapi besar lagi. Kondisi ini cukup jarang terjadi meski kemungkinan terjadinya tetap ada.

Setelah pembedahan selesai dilakukan dan berhasil tahap selanjutnya adalah penyembuhan. Biasanya dokter akan memberikan arahan bagaimana merawat luka agar selalu bersih hingga kering. Selanjutnya dokter juga kerap merekomendasikan wanita minum cukup banyak untuk mencegah sembelit, tidak mengangkat benda berat, dan tidak bercinta dahulu. Tunggu jahitan kering dan area yang dibedah tidak ada luka serta rasa sakitnya hilang.

Kehamilan ektopik adalah salah satu jenis gangguan yang sangat berbahaya. Bahkan kalau sampai mengalami perdarahan yang parah bisa memicu terjadinya kematian. Kalau Anda dan pasangan berniat melakukan program memiliki anak, selalu perhatian kondisi kehamilan agar tidak mengalami masalah kronis seperti ini.